mendidik dengan hati mengajar dengan pikiran

shares |

<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> <!-- 200x200ads --> <ins class="adsbygoogle" style="display:inline-block;width:200px;height:200px" data-ad-client="ca-pub-6036641652446412" data-ad-slot="3972199218"></ins> <script> (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); </script>
Pendidikan merupakan pilar pencipta peradaban, melahirkan tokoh-tokoh, ilmuan dan generasi emas masa akan datang, sosok yang sangat berperan didalamnya ialah guru. Guru sebagai distributor dalam menciptakan kader berkarakter, dialah agent of cheange sesungguhnya. Pantaslah kaisar Jepang Hirohito menanyakan pertama sekali apa masih ada guru didalam negaranya saat terjadi kerusakan selepas perang dunia kedua. Bukan dokter, tentara, rumah sakit, ataupun lainnya tetapi gurulah yang ditanya. (Kompasiana.com, 2013) Seorang tokoh pendidikan  Dr. Khursyi Ahmad, MA berkata “melalui pendidikan manusia ditanam dan dengan pendidikan masa depan dibangun.”
            Pendidikan tidak terlepas dari sosok yang sangat besar peranan didalamnya, ia tidak pernah lelah untuk memberikan ilmu dan bimbingan yang terbaik dicurahkan dengan segenap tenaga dan pikirannya dialah guru, penginspirasi, memotivasi dan penunjuk kedalam jalan kebenaran. Tabah dalam mendidik,  sabar dalam mengajar. Mendidik dengan hati, mengajar dengan pikiran
Buku Guru yang Berhati Guru bercover warna hijau, ditulis oleh seorang guru yang berprestasi ditingkat nasional tahun 2015, dari situlah ia terinspirasi untuk menuliskan buku  untuk berbagi kepada guru-guru seluruh Indonesia,  dalam  buku ini ditulis terdiri dari empat bab, berikut ini akan dipaparkan
Pertama, membahas tentang Guru penebar kebaikan, pada bagian ini disajikan tentang informasi menumbuhkan motivasi dan kebanggaan menjadi seorang guru. Mulianya tugas guru karena Allah meninggikan derajat orang yang berilmu serta  berada dalam jalan kebenaran. Dalam Al-Qur’an dinisbatkan dengan kata, al-‘alim, al-‘alimun, ulul –ilmi, ulama  dan adz-dzikri. (halaman 3) guru merupakan profesi yang sangat menguntungkan, ada tiga agenda mulia menjadi guru yaitu menyeru, mengajak dan mencegah dan semuanya dilakukan secara ikhlas. Ia memiliki investasi abadi sebagai bentuk sedekah jariah ilmua yang bermanfaat dan akan melahirkan siswa yang saleh mendoakan orangtua (guru). Namun perlu diwaspadai menjadi guru agar tidak timbul rasa cemburu maka bersamaan akan muncul kehilangan rasa ikhlas akhirnya kehilangan semangat dalam pengabdian.
Dalam menjalankan fungsinya, guru perlu mempertimbangkan dua hal utama, yaitu mengawal fitrah setiap anak dan bertanggung jawab membekali anak didik menjalankan fungsi khalifah di muka bumi. Dua konsep dasar inilah dijadikan panduan utama dalam pengembangan sebuah konsep pendidikan di sekolah. (lihat pada halaman 41) dengan materi pengajaran tentang ketauhidan, birrul walidain, berbuat ihsan, menyuruh shalat, berdakwah, mengajarkan sabar, bersikap rendah hati dan santun kepada oranglain. Guru perlu memahami bahwa ada tiga jalur masuknya ilmu melalui penglihatan, pedengaran dan hati. Butuh keterampilan seseorang dalam menanamkan materi secara tepat.
Bagian kedua,  pengembangan materi ajar diintegrasikan dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam bertuhan (keyakinan). Mengenalkan tentang tuhan, yakni Allah sebagai rabb. Menghindarkan peserta didik agar tidak syirik. Pendidikan membangun rasa hormat dan patuh kepada orangtua, menumbuhkan motivasi kuat untuk beribadah, membiasakan tata tertib. Keinginan untuk berdakwah, berkarakter sabar, rendah hati serta santun kepada oranglain dalam bergaul,
Bagian ketiga, Strategi komunikasi efektif menurut Al-Qur’an harus menjadi rujukan. Ucapan yang tepat melalui pemilihan kata, cara dan waktu merupakan komponen proses interaksi. Agar kata dapat membekas, menyentuh dan berpengaruh dihati peserta didik. Guru haruslah mengutarakan kata-kata yang berkesan sehingga sampai kelubuk hati yang diajak bicara (siswa). Secuil kisah Andi F noya inspirator kondang yang sukses berkat ibu Ana yang menginspirasi “kelak kamu akan sukses menjadi pengarang atau wartawan.” (lihat pada halaman 120)  Setiap guru perlu bertutur kata yang menyenangkan, meneguhkan, menyelamatkan, lemah lembut, santun, memuliakan, berkualitas kepada setiap siswa yang diajarinya.
Bagian ketiga, Strategi pembelajaran menurut Al-Qur’an bisa dijadikan pengembangan model, metode maupun teknik dalam pengajaran. Di dalam Al-Qur’an ada pembelajaran melalui keteladanan, pembelajaran ramah guru dan anak. Satu kata kunci ampuh dalam mendidik anak dengan berlaku lemah lembut penuh cinta dan kasih walaupun dalam keadaan marah. Selanjutnya pembelajaran literasi (membaca dan menulis), pembelajaran Gradual/berangsur-angsur, pembelajaran melalui hikmah melihat kondisi yang dihadapi dan apa yang diucapkan berkenan dihati dan diterima oleh pendengar dengan minat dan perhatian. Dalam Al-Qur’an surah An-Nahl ayat 125 menyuruh manusia menyeru dengan tiga model dalam menghadapi manusia. Penyampaian itu pula dilakukan dengan pola pendekatan  yang berbeda. Kelompok mencari kebenaran (al-Khawas) dengan dalil dan argumentasi yang meyakinkan. Kelompok awam (al-awam) cukup diberikan penerangan dan uraian yang baik. Terhadap Kelompok suka menentang dan menolak (al-muanidun) dilakukan dengan sikap lunak dan lemah lembutdengan cara yang bijaksana. Pembelajaran melalui bahasa kiasan dilakukan dengan pemilihan kata yang mudah menyentuh  dan mudah dipahami peserta didik. pembelajaran melalui pertanyaan, pengisahan, musyawah.
Buku ini bukan hanya sekedar memaparkan informasi biasa, namun dikaitkan dengan ayat-ayat Al-Qur’an di dalamnya serta kisah-kisah yang berhubungan dengan materi. Najib Sulhan dalam menulis buku ini menggali Al-Qur’an sebagai dasar penulisan. Adanya gagasan baru menarik untuk dijadikan referensi oleh guru-guru Indonesia. Namun judul guru yang berhati guru ini tidak kita temukan dalam bab pembahasan maupun sub bab bahasan, saya menilai penulis membuat judul yang menarik sehingga membuat orang lain penasaran terhadap isi tulisan  buku ini. Buku ini ditutup sedikit ulasan dari guru besar fakultas kedokteran UNAIR selaku ketua umum masyarakat Neurosain Indonesia
Pada halaman 136 terdapat tulisan yang rapat tanpa spasi di beberapa tempat terdapat kata yang kehilangan huruf. Buku ini sangat bagus menjadi pedoman dalam mendidik dan membimbing bagi guru-guru sekolah baik tingkat SD, SMP, SMA/K atau MA dan sekolah Islam terpadu (SIT).




Judul buku      : Guru yang Berhati Guru
Pengarang       : Drs, Najib Sulhan M.A
Penerbit           : Zikrul Hakim
Tempat terbit   : Jakarta
Tahun terbit     : November 2016
ISBN               : 978-602-341-086-6
Tebal               : 216 + viii hlm
Harga              : Rp. 38.000

Related Posts

0 komentar: