“UMI, MAAFKAN KESALAHAN AKU”

shares |

<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> <!-- 200x200ads --> <ins class="adsbygoogle" style="display:inline-block;width:200px;height:200px" data-ad-client="ca-pub-6036641652446412" data-ad-slot="3972199218"></ins> <script> (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); </script>


Nama ku Fazlur rahman dipanggil faza, Semenjak aku menginjakkan kaki di SMA, kumulai menemukan dunia baru yang belum aku temukan saat masih di SMP. Aku merasa telah dewasa. Dikelas tiga ini Ku telah merasakan tertarik kepada seorang wanita dan berkenalan dengan dia. Dia begitu sempurna dimataku, selain dia orangnya cantik, dia cerdas, bahkan gak kalah dari cinta laura. Namanya Gita,tapi bukan Gita Gutawa or Gita sinaga lo yang artis itu.
     Semenjak dari kenaikan kelas, dia pindahan dari luar kota, dari  hari pertama itu aku dan dia dekat dn semakin hari semakin dekat pertemanan kami, bahkan lebih dekat dari sekedar teman. Sebulan kemudian akhirnya kami jadian. setelah jadian dari pertama itu, Kami semakin sering smsan, telponan, tapi itu kulakukan secara sembunyi-sembunyi karena takut dimarah oleh Umi, Umi paling gak suka kalau aku pacaran saat sekolah, tah kenapa Umi gak membolehkan aku pacaran. Inilah pertanyaan yang belum terjawab olehku sampai sekarang. katanya sih setelah nikah dulu baru boleh pacaran.
     Waktu telah berlalu sebentar lagi hanya sekitar tiga bulan kedepan sekolah akan UN (ujian nasional), umi belum tau sampai saat ini aku telah pacaran 6 bulan lebih, umi sering sih berikan nasehat kepadaku. “jangan pacaran dulu ya nak, nanti setelah nikah baru pacaran”. Begitulah nasehat umi, aku sih angguk-angguk kepala aja. Takut umi kecewa dan marah.
     Nah, tadi malam setelah salat Isya kami ngumpul, aku, mbak Oza pembantu kami, umi, dan adik ku yang masih kelasa satu SMP yang tidur dipangkuan umi. hanya kami berempat dirumah karena abi lagi diluar kota untuk dakwah. Setelah bercerita panjang lebar barulah umi mengelurkan pertanyaan yang bagiku dahsyat banget, Malam ini aku memang terkejut dengan pertanyaan umi itu. Beginilah pertanyaannya
“nak kamu belum pacarankan sayang?” tanya umi, seketika itu jantungku berdetak kencang, mulutku gak sanggup mengcap kata. Tambah ketakutan ku kepada umi, karena dia belum mengijinkan aku untuk pacaran.
“kenapa umi tanyak begitu?” Tanyaku
“umi hanya mastiin aja, apa benar kamu belum pacaran. Ntah perasaan umi atau memang kenyataan Setelah umi perhatikan faza umi merasa heran mengapa akhir-akhir ini faza udah sering keluar malam. Apalagi dari enam bulan kebelakang, faza tidak seperti biasa, faza gak pernah lagi cerita sama umi yang waktu saat kelas satu dan dua kemarin sering faza lakukan, tapi semenjak kelas tiga ini faza semakin jauh dari umi dan kedekatan kita semakin renggang dan semenjak kelas tiga ini faza kadang telat pulang sekolah, apalagi faza lebih banyak ke HP sekarang, dan dari beberapa bulan terakhir, sejak masuk kelas tiga SMA pertamapun faza sering melamun, tersenyum sendiri dan semakin sering nelpon smsan, ada apa nak dengan dirimu? apa jangan-jangan kamu udah pacaran dari pertama masuk SMA?”
“Nggak umi, belum kok umi. Faza belum pacaran.” Jawabku meyakinkan umi. “Umi yakin sama kamu nak, faza jangan pacaran dulu ya sayang, umi belum ijinin, tunggu nikah dulu baru pacaranya ya sayang, umi aja dulu gak pacaran sama abi kamu.”
“Ia umi”, jawab ku nurut.
Semenjak dari ngumpul tadi Malam hatiku memang tambah takut karena telah berbohong sama umi, padahal aku telah diam-diam pacaran.
Pagi ini aku buru-buru kesekolah aku belum sempat membersihkan kamar dan tempat tidurku, ku pesan sama umi untuk membereskan kamarku, umi pun bilang katnya sih umi juga pengen bersihin kamarku, karena telah lama nggak membersihkan kamarku semenjak aku udah SMA. Tapi hari inilah terakhir ku menyimpah rahasiaku, memang betul kata orang sepandai apapun kita menyimpan bangkai baunya tercium juga. ntah karena memang takdir atau memang nasib, hal yang kututupi selama ini akhirnya ketahuan juga. Akhirnya aku ketahuan pacaran sama umi. Melalui hp ku yang tinggal, umi mengetahui aku melalui pesan sayang dari gita, karena memang dia selalu memanggilku dengan sebutan sayang. Umi saat itu menangis tersedu-sedu sampai didengar oleh mbak oza pembantu kami. Dan saat itu pula gita menelpon hpku dan diangkat oleh umi,
“assalamu’alaikum sayang” suara gita menyapa umi
dengan tenang umi menjawab “walikum salam nak” seketika gita agak terkejut’ dan bertanya
“tante, fazlur rahman ada?” tanya gita
“dia udah keluar tadi pagi nak cepat-cepat katanya dia takut terlambat kesekolah.” Jawab umi
“O gitu ya tante, terimakasih ya tante, ku pikir fazlur rahmannya tadi ini.”
“Dia sudah keluar tadi pagi, o y nak, nama anak ini siapa?
“Gita, tante.”
“Memang ada hubungan apa dengan fazlur rahman nak?” Tanya umi
“Saya pacarnya tante. ya udah ya tante. wasslamu’alaikum”
Wa’alaikum salam” jawab umi. Pantas selama ini tingkahnya berbeda. Gak seperti waktu kelas satu dan dua. Kata umi
Setelah aku pulang dari sekolah ku dapati kamarku masih seperti yang pagi tadi. Ternyata umi belum sempat membereskan kamarku. Pikirku. Dan saat aku keluar dari kamarku kulihat umi sedang duduk di ruang keluarga sambil nonton. Kuperhatikan mata umi memerah habis nangis.
“ Umi kenapa nangis? Ada apa umi? Tanya ku. Nggak ada apa-apa nak.” Jawab umi kemudian umi langsung keluar dan masuk kamar.
Malam hari setelah shalat maghrib, aku kedapur menemui mbak oza karena mbak oza sedang ada di dapur. Didapur aku duduk berdua denga mbak oza pembantu kami, aku bertanya kepada mbak oza tentang apa yang terjadi pada umi sampai bisa di nangis.
Mbak, dari tadi sampai Malam ini aku merasa aneh mbak, semenjak aku pulang dari sekolah tadi siang umi gak seperti biasanya ada apa dengan umi mbak?. Apa umi marah sama aku mbak?
 “Dek faza, mbak gak berani berkata kalau ibuk sedang marah atau tidak, karena dari tadi saya lihat ibuk seperti hari-hari biasa saja.”. Jawab pembantunya
Enggak mbak, aku merasa umi lain mbak, aku jadi sedih ni mbak, karena ada hal yang tak terjawab oleh ku. Ku merenungi apakah kesalahan yang kulakukan hari ini sehingga umi begitu marah dan sebal kepadaku, dia tidak seperti biasanya. Dia diam, raut wajahnya sepertinya sedih, dan gak seperti kemarin saat bicara pun sepertinya umi gak mendengarkan aku.
Emang faza cerita apa saja membuat ibuk nggak seperti biasa? Tanya mbak pembantunya.
Gak ada hal lain. Selain aku tanya kenapa umi.” Jawabku
Tadi pagi memang ku dengar ibuk nangis dikamar adek, gak tau apa dan kenapa ibuk nangis. Dan mbak dengar sekilas ibuk berkata Pantas selama ini tingkahnya berbeda.” Jawab mbak oza
Yang betul mbak? Apa jangan-jangan umi udah tau!
Tau kenapa dek? Tanya mbak oza
“Sebenarnya aku udah lama pacaran mbak, memang aku takut cerita sama umi mbak karena aku takut umi marah dan gak kasih ijin.”
“Jadi adek udah punya pa...car” kata mbak oza
Dan ternyata tanpa ku sadari sedari tadi ternyata umi udah mendengar cerita kami dari tadi kemudian umi menangis. sambil duduk di meja makan, Aku menghampiri umi dan meminta maaf atas perbuatan yang selama ini kututupi.
“Umi aku minta maaf umi”
Kemudian umi berkata “Nak, mengapa selama ini umi larang faza pacaran, pertama  kasih sayang faza telah terbagi dan faza lebih mengutamakan teman perempuan faza dari pada umi dan abimu, umi cemburu dan merasa ternyata setelah besar dia sudah nggak sayang sama uminya. Kedua semakin dekatnya faza dengan sidia teman perempuan faza, faza  telah lupa ibadah, kadang shalat pernah tinggal yang dulu sebelum pacaran selalu pergi kemasjid untuk jamaah. ketiga semenjak faza pacaran faza telah berbohong kepada umi yang hal itu umi tidak ajarkan dan yang islam sendiri melarang berbohong. Keempat karena kebohonganmu engkau telah menyakiti hati umimu ini.”
Semenjak saat mendengarkan kata-kata umi ini aku langsung menitikkan air mata ternyata aku telah berbuat durhaka kepada umi.
“umi, aku minta maaf selama ini telah berbohong sama umi’ aku minta maaf umi, aku sayang sama umi mlebihi kasih sayang ku dari pada yang lain” faza minta maaf sambil berlutut
Nak, bertobatlah. Bukan umi tidak ijinkanmu pacaran tapi karena islam sendiri yang melarang untuk supaya jangan pacaran.
Umi aku minta maaf umi, maafin aku umi. Baiklah besok aku akan mengakhiri hubunganku dengan gita umi.
Umi memaafkan kehilapanmu nak. Sudahlah umi sudah maafin kamu. Setelah itu umi beranjak meninggalkan aku dan pergi kekamarnya. Aku merasa lega ternyata selama ini begitu besar kasih sayang umi kepadaku. Dia melarang aku pacaran karena memang aku telah melupakan kewajiban ku berbakti padanya. Umi cemburu, tapi wajarlah dia cemburu kareena aku anaknya. Lebih-lebih karena aku membagi waktuku lebih banyak selain kepadanya. Kini kuharus mencari jalan untuk mengkhiri pacaran ini supaya kubaktikan diriku kepada umi dan abi, aku telah berbuat dosa, Aku telah menitikkan air mata suci umiku yang sayang. Umi maafkan kesalahan anakmu ini ya. Gumamku dalam hati. Saat ini aku akan baktikan cinta dan kasih sayang ku padamu umi, sungguh besar jasamu umi. Tanggal 22 desember nanti aku akan berikan hadiah terindah untukmu umi.
Kini tibalah tanggal 22 desember, faza kemudian memberikan kado kepada uminya.
“Umi, faza minta maaf ya karena telah banyak salah terutama telah berbohong karena pacaran yang sangat dilarang oleh islam ya umi.”
“Ia anak ku, umi sudah maafkan kamu.”
“Umi, faza sayang sama Umi. Selamat hari ibu ya umi.” Sambil mencium tangan uminya.
“Terimakasih ya sayang” balas uminya
Semenjak dari hari ibu ini saat itu pula faza memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan gita, dia sadar bahwa pacaran memang belum saatnya, karena dia telah menyakiti hati uminya. Dan menyadari nasehat uminya itu.

Related Posts

0 komentar: