Bentuk-Bentuk Kekalutan Mental
22.36 |
|
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- 200x200ads -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:200px;height:200px"
data-ad-client="ca-pub-6036641652446412"
data-ad-slot="3972199218"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
Bentuk-Bentuk Kekalutan Mental
a.
Psikopat
Psikopat
adalah bentuk kekalutan mental ditandai dengan tidak adanay pengorganisasian
dan pengintegrasi pribadi.Orangnya tidak pernah bisa bertanggung jawab secara
moral dan selalu berkonflik dengan norma-norma sosial dan hukum, kerna
sepanjang hayatnya orang yang bersangkutan hidup dalam lingkungan sosial yang
abnormal dan immoral yang di ciptakan oleh angan-angan sendiri. Psikose merupakan
gangguan kejiwaan (kelainan kepribadian) yang meliputi keseluruhan kepribadian
(emosi,berpikir, dan sebagainya) seseorang sehingga orang yang menderita tidak
bisa lagi menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Secara teoritis psikose terbagi dua golongan besar, yakni psikose fungsional dan psikose organic. Psikose fungsional timbul disebabkan oleh aspek kejiwaan, sedang aspek organic disebabkan kelainan pada aspek ketubuhan.
Secara teoritis psikose terbagi dua golongan besar, yakni psikose fungsional dan psikose organic. Psikose fungsional timbul disebabkan oleh aspek kejiwaan, sedang aspek organic disebabkan kelainan pada aspek ketubuhan.
Sebab-sebab
psikose fungsional:
1. Konstitusi pembawaan mental dn jasmani yang herediter, diwarisi dari orang tua atau di generasi sebelumnya yang psikotis.
2. Kebiasaan-kebiasaan mental yang buruk sejak masa kanak-kanak.
Simptom-simptomnya
antara lain sebagai berikut;
1)
Tingkah laku dan relasi sosialnya selalu
asosial,eksentrik (kegila-gilaan) dn kronis patologis.Tidak memiliki kesadaraan
sosial dan inteligensi-sosial.
2)
Sikapnya aneh-aneh, sering berbuat kasar,
bertingkah laku kegila-gilaan, kurang ajar dan ganas.Sikapnya selalunya tidak
menyenangkan orang lain, dan selalu menyakitkan hati.
3)
Pribadi yang tidak stabil.Penilainya terhadap
kehidupan dan sikap hidupnya selalu negatif.
4)
Emosinya tidak matang, sering tanpa
perasaan.Dia selalu memakai makenisme rasionalisasi untuk membenarkan tingkah
lakunya yang kegila-gilaan.
b. Psikoneurosa (neurosa)
Psikoneurosa ialah sekelompok reaksi psikis yang
ditandai secara khas dengan unsur kecemasaan dan secara tidak sadar ditampikan
dengan penggunaan mekanisme pertahanan diri.Neurosa adalah bentuk gangguan atau
kekacauan fungsional pada pensyarafan dan termasuk disintegrasi dari sebahagian
kepribadianya.Sebab timbulnya psikoneurosa atau neurosa, ialah seperti berikut:
1)
Tekanan-tekanan osial dan tekanan kultural
yang sangat kuat, yang menyebabkan ketakutan-kecemasan dan
ketegangan-ketegangan batin sendiri yang kronis berat sifatnya.
2)
Individu mengalami banyak frustrasi,
konflik-konflik emosional dan konflik internal yang serius yang sudah dimulai
sejak masa kanak-kanak.
3)
Individu sering tidak rasional sebab sering
memakai defence mechanism yang negatif dan lemah pertahanan diri secara fizik
dan mental.
4)
Pribadinya sangat labil tidak imbang dan
kemauannya sangat lemah.Maka dikelompokkan neurosa ialah gejala-gejala psikis
seperti berikut:
i.
Hasteria
ii.
Bentuk-bentuk disosiasi kepribadian
a. Fugue
Fugue merupakan kondisi amnesia (kehilangan ingatan) dan ada
kondisi disosiasi dengan lingkungan.Pasien cenderung untuk melarikan diri
secara fisik dan psikologis (dalam angan-angan dan khyalanya) dari
lingkungan.Ada usaha melupakan kenangan yang tidak menyenangkan, dengan jalan
menekannya kuat-kuat dalam ketaksadaran, karena semua pikiran,perasaan dan
kenangan dianggap sebagai pelanggaran terhadap martabat egonya.Amnesianya
berupa lupa sebahagian atau keseluruhan pada peristiwa dan pengalaman yang
berlangsung dari beberapa jam sampai beberapa tahun lamannya.
b.
Somnabulisme (tidur
berjalan)
Si penderita tidur sambil berjalan dan berbuat sesuatu, seperti
dalam kedaan dalam mimpi spiritistis.Selagi tidur itu individu melakukan
kembali beberapa pengalaman seperti dilakukan sewaktu jaga.Misalnya saja
berjalan sambil tidur, mengemudikan mobil, mengail, mandi, bermain-main dan
lain-lain.Sebab somnabulisme antara lain ialah shock-shock emosional yang belum
terselesaikan, hingga meninbulkan disosiasi.Lalu secara dramatis pengalaman
tersebut diulangi lagi dalam tido.
c. Multiple Personality (pribadi majemuk)
Ada kepecahan pribadi disebabkan oleh satu kompleks kejiwaan
berupa kebiasaan-kebiasaan, emosi-emosi, ide-ide, kenangan-kenangan,
harapan-harapan, dan lain-lain unsur kehidupan psikis yang terkumpul menjadi
satu totalitas dan menjadi satu kepribadiaan komplit.Sedangkan kompleks lainya
berupa harapan,kenangan, perasaan, kebiasaan dan lain-lain yang menjadi satu kompleks pribadian yang
lain menjadi kompenan lawan dari kompleks-kejiwaan yang pertama.Masing-masing
pribadi (dua, tiga atau lebih) itu menjadi otonam, berdiri sendiri secara
berdampingan, berjejer atau berganti muncul.Namun, mereka tidak berosasiasi
(berhubungan) satu sama lain.Sebab terjadinya multiple personality adalah :
I.
Terdapat predisposisi kelemahan sistem syaraf,
nerveusitas dan kecenderungan psikoneurotis.
II.
Penderita pernah merasakan kesusahan besar,
kelelahan hebat, shock emosional kuat dan maladjustment.
III.
Ada reprei dari beberapa kecenderungan dan
komplek kejiwaan yang berbeda, yang disynthesiskan ke dalam konstelasi beberapa
kepridadiaan yang masing-masing menjadi otonomi atau doniman.
IV.
Ada dorongan-dorongan subvolutif (bagian dari
kemauan) yang cenderung jadi otonom, mau berdiri sendiri secara liar, berada
diluar kesadaran dan di luar kontrol dari kemauan.
V.
Ambivalensi atau ambitendensi (yaitu istilah
lain dari pluralisasi atau multiple personality) itu disebabkan oleh lemahnya
kemauan, sehingga tidak dapat integrasi dari elemen-elemen kepribadian, lalu
menjadi perpecahan yang sangat dalam pada diri individu.
c.Psikastenia
Psikastenia merupakan gejala pikoneurosa yang
dibarengi kompulsi, obsesi, dan ketegangan-ketegangan fobik (akibat fobia).Ada
kecenderungan sangat kuat untuk berfikir ,merasa, berbuat, akan tetapi pada
saat yang sama semuanya dirasakan sebagai hal yang harus ditolak, yang sia-sia
belaka, tidak berguna, ketolol-tololan dan irasional.Terdapat pula kelemahan
mental, sehingga energi psikisnya berkurang sekali.Simptom-simptom yang sering
kali memberangi gejala psikastenia ialah sebagai berikut:
1.
Fobia (phobia)
Fobia adalah ketakutan atau kecemasan yang abnormal, tidak
rasional dan tidak bisa dikontrol terhadap suatu situasi atau objek
tertentu.Merupakan ketakutan khas yang neurotis, sebagai simbol dan
konflik-konflik neurotis, yang kemudian menimbulkan ketakutan dan kecemasaan.
2.
Simptom Obsesi
Obsesi adalah ideal-ideal atau emosi-emosi kuat yang terus
menerus melekat dalam pikiran, hati dan tidak mau hilang sungguhpun individu
yang bersangkutan secara sadar selalu berusaha untuk menghilangkannya.Biasanya
ide-ide dan emosi tidak menyenangkan, tidak rasional dan tidak patut akan
tetapi tidak bisa dibendung dan dilenyapkan.
3.
Simptom Kompulsi
Kompulsi ialah tendens keinginan atau impuls yang tidak
tertahankan atau tidak bisa dicegah untuk melakukan suatu perbuatan yang tidak
bisa dikontrol dan tidak bisa dikendalikan.Dan sewaktu melakukannya,
bertentangan dengan kemauan yang sadar.Kompulsi ini antara lain berupa mania
(waham, kegilaan) untuk terus-menerus mandi,dan memcuci tangan ticks,
mengangguk-angguk sebelum melewati pintu dan banyak lagi perbuatan yang di
anggap kompulsi.
d. Ticks (gangguan berupa gerak wajah)
Ticks ialah macam-macam gerak facial atau
gerak wajah/muka seperti dipaksakan. Berupa gerakan-gerakan pengejangan yang
habitual dari suatu kelompok kecil otot-otot tertentu.Misalnya
mengedip-ngedipkan mata secara khas, menggigit-gigit atau ulas-ulas bibir
bahagian atas dengan lidah, mengerut-ngerutkan dahi, menggerak-gerakkan kepala
dan lain-lain.
Ticks ini merupakan aktivitas yang disedari, jadi hanya berlangsung
pada saat orang tidak tidur, dan sadar benar.Ada kecenderungan kuat untuk
melakukan kebiasaan tersebut, dan individu yang bersangkutan menghayati
kenikmatan, kelegaan dan kepuasaan sewaktu melalukannya.
5. hipokhondria
Hipokhondria
ialah kondisi kecemasan yang kronis, dimana pasien selalu merasakan ketakutan
yang patologis (ziekelijke angst) terhadap kesehatan sendiri
Individu
yang bersangkutan meyakini betul bahwa
dirinya punya penyakit yang serius. Setiap simptom kesakitan
yangsekecil-kecilnya dirasakan sebagi suatu bencana hebat dan bisa menyebabkan
kematian bagi dirinya. Semua ini disebabkan oleh banyaknya konflik-konflik
intrapsikis yang sudah lama mendera[1]
6. Neurasthenia
Neurasthenia
ialah Ditandai adanya kondisi syaraf lemah tanpa memiliki energi hidup, terus
menerus merasa capai – lelah yang hebat dan dibarengi adanya perasaan sakit
bagian-bagian tubuhnya sehingga individu menjadi malas berbuat sesuatu
Simptom-simptom dan ciri-cirinya yang khas.
Selalu merasa
sangat capai-lelah sekalipun tidak sakit jasmaninya dan individu tidak bekerja
kecenderungannya membicarakan penyakit, terutama penyakitnya sendri. Kondisi
syarafnya lemah disertai perasaan rendah hati setiap perbuatannya dilakukan
dengan kebimbangan. Penderita senantiasa diganggu oleh perasaan sakit dan nyeri
yang berpindah-pindah khusus pada bagian punggung dan kepala. Reaksinya cepat
dan emosional namun selalu ragu-ragu karena adanya ketegangan syarafnya.
Biasanya dibarengi deterdasi mental dan sangat lambat. Sering kali mengalami depresi
emosional dan mudah/suka menangis. Cepat menjadi bingung. Menderita insomnia
(tidak bisa tidur). Muncullah gangguan pada alat pencernannya. Timbul simptom
paresthesia atau subjective sensation, hyperesthesia (Yaitu kepekaan yang
semakin bertambah untuk meraba atau menyentuh )[2]
atau terlalu peka terhadap stimulus[3]
disertai hipokhondria bermacam-macam halusinasi dan pandangan matnya
kabur.sangat egosentris, sensitif, terhada opini orang, tidak dapat melakukan
konsentrasi mudah dipengaruhi orang lain, sifatnya negatif senantiasa merasa
lemah dan lelah selalu menghindari tanggung jawabmengharapkan belas kasihan
dari orang lain
Sebab-sebab neurrasthenia
Riasu karena
kurang bekerja or menganggur, banyak menderita ketegangan emosional karena
konflik internal, disebabkan perasaan inferior akibat dari kegagalan masa
lampau disusuli dengan kegagalan tingkah laku yang agresif
Treatment
Menemukan sumber
konflik batinnya atau sebab-sebab dari tingkah laku penghindaran diri, memberi
pola adjustment yang positif untuk menghadapi
dan memecahkan segala masalah segala kesulitan hidup.[4]
7. anxiety neurosis
Ialah
simptom ketakutan dan kecemasan kronis,sungguhpun tidak ada rangsangan yang
spesifik misal takut mati, takut menjadi gila dan ketakutaan yang tidak bisa
dikategorikan dalam fobia.
Simptomnya
yang khas
ada saja hal-hal
yang mencemaskan hatinya. Hampir setiap kejadian menimbulkan rasa cemas dan
takut. Emosinya kuat yang tidak setabil
suka marah dan ering dalam keadaan heboh yang memuncak. sangat irritabel akan tetapi
sering dihinggapi depresi diikuti bermacam-macam fantasi, delusi, ilusi. Sering
juga merasa mual dan muntah-muntah badan merasa lelah sesak nafas,
bergemetaran, sering mederia diare atau murus. Selalu dipenuhi ketegangan emosional dibayangi kesulitan yang
imaginer yang Cuma dalam khayalan. Karena ketakutan menyebabkan tekanan
jantungnya sangat cepat,hypertension atau
tekanan darah tinggi
sebab-sebab
anxiety neurosis
terus menrus
ketakutan dan kecemasan disebabkan kesusahan dan kegagalan bertubi-tubi.kecenderungan-kecenderungan
harga diri yang terhalang, dorongan seksual yang tidak mendapatkan kepuasan
sehingga menimbulkan konflik batin
treatment
1.
menemukan sumber dari
macam-macam ketakutan kesusahan, dan kegagalan
2.
memberikan jalan
adjustment yang sehat memupuk motivasi
dan kemauan agar orang bersangkutan berani memecahkan kesulitan hidup[5]
8. psikosomatisme
Psikosomatisme
adalah macam-macam penyakit fisik yang ditimbulkan oleh konflik psikis
/psikologis dan kecemasan kronis.
Soma
(soomatos=badan) dengan psike/jiwa manusia sangat erat hubungannya. Gangguannya
disebut psycosomatic disorder atau gangguan/kekacauan psikosomatis. maka
kondisi jiwa/psike menetukan timbulnya penyakit soma. Contoh ketakutan hebat mengakibatkan detak
jantuung berdetak kencang dan membuat kelelahan ekstrem pada badan yang lemah.
a.
hypertension dan effort syndrom
hypertension
atau supertension disebut sebagai tekanan darah tinggi[6].
Disebabkan oleh
emosi-emosi yang kuat kemudian menjelma
jadi reaksi somatisme dan langsung mengenai predaran darah. Sehingg
mempengaruhi kecepatan detak jantung dan tekanan darah. Eksperimen-eksperimen menunjukkan bahwa
ketakutan dan kemarahan mempercepat tekanan darah dan mempercepat detak jantung
normal.
Hypertension (penyakit jantung) salah satu penyakit
jasmani sangat berbahaya. Banyak orang berobat kedokter keluhan sakit jantung.
Tidak mempunyai basis atau organis. Hypertension hasil ketakutan dan gangguan
psikis/psikologis lain yang tidak bisa diformulasikan dengan jelas dan juga
tidak bisa dikompensasikan dan diredursikan kekuatannya.
effort syndrom
adalah reaksi somatisasi, berupa klompok simptom, penyakit, luka-luka, atau
kerusakan. Contoh mengeluarkan sedikit saja sudah menyebabkan bertambah cepat
nya detak jantung dibarengi dengan
kesulitan bernafas dan perasaan mau jatuh pingsan.
Simpton effort
syndrom ini dasarnya disebabkan perasaan-perasaan ketakutan berbuat atau
beraktifitas sering disertai perasaan bersalah, berdosa dan penyesalan. Atau
disertai ketakutan-ketakutan serta kecemasan yang dikombinasiakan kecemasan
dengan agresivitas.
b.
peptic ulcer atau penyakit
lambung (gestric ulcer)
adalah borok bernanah pada alat pencernaan
disebut pula sebagai maagzweer. Terjadi di usus 12 jari sehingga terjadi
pengasaman.
Terjadinya peptic ulcer itu bekerjanya
perut yang normal dibantu oleh sekresi-sekresi lendir yang bisa menetralisasi
atau melawan bekerjanya asam lambung.
Penyakit ini biasanya terjadi pada
mahasiswa, karena kurang menjaga kesehatan.
Sebab-sebab peptic ulcer
Cara hidup dan makan kurang teratur.
Konstitusi organis lemah lambung yang lemah, terjadi infeksi, konflik batin
yang terus menerus dan berlangsung sangat lama dan terus menerus diiringi
reaksi-reaksi emosionalyang kuattanpa memiliki adjustment yang positif
c.
psikosa fungsional
psikosa fungsional merupakan disorder
mental secara fungsional yang nonorganis sifatnya,ditandai
disintegrasi/kepecahan keperibadian dan maladjustment sosialyang berat.
Orang yang psiko fungsional ini secara
hukum di anggap gila karena dia tidak mampu mengadakan relasi sosial dan
terdapat gangguan karakter dan fungsional, fungsi intelektualnya. Sipenderita
tidak lagi bertanggung jawab. Fungsi-fungsi kejiwaan berupa intelegensi kemauan
dan perasaannya menjadi kalut.
Dia sering mangalami ketakutan hebat,
dihinggapi depresi , delusi[7],
halusinasi[8],
ilusi[9]
optis. Gejala yang lain ialah ia sering mengamuk disertai kekerasan dan
serangan serangan yang maniakal sehingga mengancam keselamatan orang lain.
Simptom umum dari psikosa fungsional
Ada kepecahan/disintegrasi pribadi, dan
kekalutan mental yang progresif. Hubungan dengan dunia realitas jadi terputus.
Tidak ada insight. Respnnya terhadap lingkungan sosialnya selalu keliru. Suka
tertawa-tawaa terus menerus. Ada maladjustment[10]sering
di bayangi halusinasi, ilusi, dan delusi,
selalu merasa takut dan bingung. Sering mengalami stupor[11]
jika ia agresif maka akan kasar keras kepala dan kurang ajar. Bahkan
meledak-ledak dan amat berbahaya.
1)
Schizofrenia :
Bentuk kegilaan dengan disintegrasi
pribadi pasien banyak melarikan diri dari kenyataan hidup dan berdiam dalam
dunia fantasi. Dia tidak memahami lingkungannya perasaannya tidak cocok.
simptom-simptom umum dari
Schizofrenia
simptom fisik : gangguan motorik berupa reterdasi jasmaniah.
Tingkah lakunya streotypis yaitu tingkah lakunya menjadi aneh.
Simptom psikis:
Intelek dan ingatannya sangat mundur,
mengalami regresi atau degradasi mental, sehingga menjadi acuh tak acuh.
Dihinggapi bermacam-macam angan-angan dan pikiran yang keliru, halusinasi.
Sering mengarang kata-kata baru tanpa mengandung arti apapun. Emosinya banyak
terganggu acuh tak acuh terhadap diri sendiri dan lingkungannya. Gangguan
keperibadian breackdown mental secara total.
a.
Schizofrenia hebefrenic
(hebefrenic: mental/jiwa menjadi tumpul)
·
Suka tertawa untuk kemudian
mengis tersedu-sedu. Mudah tersinggung
·
Pikirannya selalu melantur,
banyak tersenyum-senyum. Halusinasi dan delusinya bersifat aneh-aneh.
·
Menjadi kekank-kanakan dan
tumpul ketolol-tololan.
b.
Schizofrenia catatonic (kaku)
Badannya menjadi kaku beku sperti malam, sering
menderita catalepsy yaitu dalam keadaan tidak sadar seperti kondisi
trance.seluruh badannya tidak pejal dan tidak bisa dibengkokkan.ada gerak
streotyfis . sering juga pasien dalam keadaan terkena sihir. Ada gejala strupor
yaitu tidak bisa seperti terbius. Kadang-kadang
disertai catatonic excitement, yaitu menjadi meledak-ledaktanpa sebab
dan tujuan
c.
schizofrenia paranoid
selalu diliputi halusinasi dan delusi yang terus menerus
coraknya berganti dan tidak beratur sifatnya. Emosinya pada umumnya sangat beku
dan apatis. Merasa dirinya penting, besar gandieus. Sering sangat fanatik
religius.
Pragnosa dan terapi terhadap schizofrenia.
·
Schizofrenia pada umumnya
sedikit sekali kemungkinannya bisa
sembuh terutama jika kondisinya sudah parah pengobatan dengan kuur obat-obatan
·
Penting usaha preventif berupa
1.
Hindari frudtadi-frustasi dan
macam-macam kesulitan psikis, menciptakan kontak sosial yang baik
2.
Biasakan pasien bersikap
positif melihat hari depan dengan keberanian
3.
Usahakan pasien agar menjadi
ekstropert (pribadi yang mengarah keluar)
2)
Psikosa Manis depresif
Psikosa Manis depresif adalah kekalutan mental serius berupa
gangguan emosional yang ekstrem, terus menerus bergerak antara gembira dan
tertawa/elations sampai dengan rasa sedih putus asa. Pasien dihinggapi
ketegangan afektif dan agresi yang terhambat-hambat dengan implus kuat akan
tetapi pendek dan tidak bisa dikontrol atau dikendalikan.
Pribadinya menjadi kacau dan ingatannya menjadi miundur. Ia sangat
egosentris, tingkah lakunya menjadi kekank-kanakan selalu gelisah tidak pernah
merasa puas. 75 % penderitanya adalah wanita.
Simptom-simptom saat manis (gembira, exited)
Pasien menjadi sangat
aktif, amat ribut, lari kesana-kesini, gerakannya banyak sekali, banyak
berbicara cepat, banyak tertawa. Suka mengeluarkan bahasa kotor. Sangat tidak
sabaran dan tidak tidak toleran, kesadarannya kabur, ide-idenya, emosinya
pendek-pendek dan meledak-ledak, dalam keadaan
ini pasien sering
membanting-banting segala sesuatu yang bisa dijangkaunya, dikejar oleh
ilusi-ilusi dan halusinasi visuil, ada disorientasitotal terhadap ruanganpada
stadium berat pasien bisa mengalami kekerasan dan usaha-usaha membunuh orang
atau bunuh diri
Simptom-simptom pada saat
depresif
Menjadi melankholis[12],
defresif sangat sedih. Dihinggapi ketakutan serta kegelisahan. Perasaannya
selalu tidak puas, merasa tidak berguna merasa sebatang kara menjadimenjadi
pasif acuh tak acuh. dihinggapi halusinasi dan delusi yang menakutkan dan
menimbulkan kepedihan hati disertai penyesalan atas dosa-dosa dimasa lalu.
Merasa hidup jemu dan putus asa ingin
mati dan mau melakukan usaha bunuh diri. Kesadarannya menjadi kabur
1. Tingkatan-tingkatan
/derajat manis
a.
Tingkat hypomania (hypo kurang,
mania = kegilaan)
Ada kegelisahan yang berlebihan aktif sekali tidak
mengenal jemu, berbicara cepat sekali, gembira dan penuh gairah, sangat irritable, tidak toleran dan tidak sabaran
b.
Tingkat mania acute
Pikiran dan ide-ide, perasaannya begitu cepat dan silih berganti. Hilangnya
kemampuan berorientasi lalu kesadarannya
menjadi kabur. Sering mengalami euphoria (perasaan senang, positif)
c.
Tingkat mania hyperacute
Ada doronga melakukan kekerasan suka berkelahi, menjadi
destruktif, diikuti dengan kecapaian luar biasa. Disorientasi total terhadap
waktu, tempat, dan ruang diikuti delirium (meracau kegila-gilaan), halusinasi,
dan kehilangan insight.
2. tingkatan /
derajat depresif
Ciri-ciri
tingkat depresi atau melankholia ialah retardasi motorik dan mental kemurungan.
A . retardasi
biasa
Ada perasaan
murung dan putus asa hilang ambisinya, terjadi retaardasi mentalingatannya banyak terganggu
B. Acute
melancholia
Hilang segenap
aktifitasnya, dia mengasingkan diri secara total. Dipenuhi delusi-delusi
menyalahkan diri sendiri.
C. Deppressive
stupor
Diam mematung, menolak
makan dan berbicara, bergerak, mengasingkan diri. Kesadarannya menjadi kabur
Karena banyak di hinggapi delusi, statuts ini banyak penderita bergerak dari
status defresif melankolis beralih pada status mania
3)
Psikosis Paranoid
Psikosis Paranoid adalah gangguan mental
amat serius, dicirikan dengan timbulnya banyak delusi yang sistematis dan ide
fixed yang kaku serta salah.
Mereka
mengekspresikan dengan bentuk membandel dan keras kepala, lebih dari 70 %
penderita ini adalah lelaki. Selalu diselimuti oleh cemburu, dan curiga. Umunya mereka tidak diganggu oleh
halusinasi. Sistem paranoidnya berada diluar kesadarannya.
Simptom-simptom
paranoid.
Selalu diikuti
delusi-delusi: delusion of grandeur (delusi kebesaran)[13]
dan delusion of pressecution(delusi dikejar-kejar)[14]. Merasa sebagai dewa, nabi, utusan tuhan, atau
pemimpin besar. Pikirannya masih logis, akan tetapi idenya selalu salah, berupa
pikirannya selalu keliru, sesat, melantur salah.
Sebab-sebab
psikosis para noid:
Kecenderungan
homoseksual dan dorongan seksual yang
tertekan kemudian diproyeksikan keluar (freud). Kebiasan-kebiasaan berpikir
yang salah, disebabkan iri hati, ego sentrisme. Terlalu sensitif, sehingga Kerap dihinggapi rasa curiga.
[1] Kartini
kartono, patologi sosial, Jakarta:rajawali pers, 2009 ed.2 hal.
345
[2] bisa
dilihat di buku kamus lengkap
psikologi james P.Chaplin jakrta:PT raja grafindo persada,
2008. Pen. Kartini kartono. Hal.232
[3]
Rangsangan
[4] Kartini
kartono, patologi sosial,... hal. 348
[5] Kartini
kartono, patologi sosial,... hal.348-350
[6] Kartini
kartono, patologi sosial,... hal.350
[7]Perasaan
keyakina yang keliru yang tidak bisa dirubah lewat penalaranatau penyajian
fakta
bisa dilihat di
buku kamus lengkap psikologi james P.Chaplin ...
Hal 128
[8] Persepsi
yang keliru
[9]
Pengamatan menyimpang
[10] Ketidak
mampuan menysuaikan diri dengan lingkungan.
[11] Pingsan
atau ketidak mauan berbicara
[12] Melankolis satu tipe tempramen berasoiasi
dengan masa-masa sakit dan pesimisme menanggapi masa depan
[13]
Keyakinan atau kepercayaan bahwa dirinya sangat besar dan berkuasa. Hal. 128
[14] Delusi
yang menandai seseorang yang mengira bahwa dirinya korban. Dia mengira keluarga
dan dokter bersama-sama berkomplot untuk melukai dirinya. Hal 128-129
0 komentar:
Posting Komentar