Makalah: Ingatan

shares |

<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> <!-- 200x200ads --> <ins class="adsbygoogle" style="display:inline-block;width:200px;height:200px" data-ad-client="ca-pub-6036641652446412" data-ad-slot="3972199218"></ins> <script> (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); </script>

Pendahuluan 

Ingatan merupakan alih bahasa dari memory. Dan Ingatan merupakan hal yang berhubungan dengan masa lampau. Dengan adanya kegiatan mengingat pada manusia, berarti ada suatu indikasi  bahwa manusia mampu menyimpan dan menimbulkan kembali sesuatu yang pernah di alami.
Ingatan adalah kegiatan masa lampau bagi setiap orang. Dengan adanya ingatan berarti seseorang itu pernah mengalami hal yang di ingatnya tersebut. Para ahli memandang ingatan sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa lampau. Dengan adanya kemampuan mengingat pada manusia, ini menunjukkan bahwa manusia mampu menerima pesan, menyimpan, dan menimbulkan kembali yang pernah di alami seseorang. Apa yang pernah di alami oleh seseorang tidaklah seluruhnya hilang, tetapi di simpan di dalam otaknya. Dan apabila diperlukan dapat ditimbulkan kembali dalam alam sadar. tetapi tidak semua yang telah dialami dapat ditimbulkan kembali.  Dengan demikian ingatan merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan memasukkan (learning), menyimpan (retention), dan menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang telah lampau. Sesuai dengan apa yang telah dijelaskan diatas. Apabila seseorang memasukkan sesuatu kedalam ingatannya, adanya tahapan atau stage  tertentu dalam seseorang mengingat hal tersebut.

PEMBAHASAN

A.            FUNGSI MEMASUKKAN (LEARNING)
langkah pertama didalam ingatan kita ialah memasukkan, dalam ingatan yang disimpan Ada 2 cara memproleh pengalaman, yaitu: dengan cara tidak di sengaja dan dengan cara disengaja.
Memproleh pengalaman  dengan cara tidak disengaja, yaitu apa yang dialami oleh seseorang dengan tidak disengaja dimasukkan kedalam ingatannya. Hal ini terlihat pada anak-anak. Misalnya, gelas kalau jatuh pecah, dan kayu itu keras dan dapat menimbulkan rasa sakit bila teratuk olehnya. Pengalaman ini di simpan sebagai pengertian-pengertian[1].
            Seseorang yang memproleh pengalaman dengan sengaja, yaitu apabila seseorang dengan sengaja memasukkan pengalaman-pengalamannya, pengetahuan-pengetahuan dalam psikisnya. Pada bidang ilmu, umumnya orang memproleh  pengalaman dengan sengaja. dengan demikian orang  dengan sengaja mempelajari hal-hal atau keadaan-keadaan yang kemudian dimasukkan dalam ingatannya.
            berdasarkan penelitian-penelitian mengenai ingatan, ternyata kemampuan individu untuk memasukkan apa yang dipersepsinya atau apa yang di pelajari itu terdapat perbedaan satu denga lainnya. Ada orang yang dapat cepat memasukkaan yang dipelajarinya, tetapi  ada juga yang lambat.
B.           FUNGSI MENYIMPAN (RETENTION)
Fungsi kedua dari ingatan adalah mengenai penyimpanan (retention) apa yang di plajari atau di persepsi. Problem yang berkaitan dengan fungsi ini bagaimana agar yang telah di pelajari atau di masukkan dapat di simpan dengan baik sehingga waktu di butuhkan dapat di timbulkan. Seperti setiap proses belajar meninggalkan jejak-jejak (traces) dalam otak seseorang dan traces ini di simpann dalam ingatan pada sewaktu-waktu bisa di timbulkan kembali. Jejak-jejak ini di sebut sebagai memory traces.
Sekalipun memori  traces mengingat pernah di pelajari tidak berarti memory traces ini tetap tinggal dengan baik dan sewaktu-waktu bisa hilang. Hal ini menyebabkan kelupaan. Selain memory traces dapat hilang, ia juga dapat berubah tidak seperti semula.
Sehubungan dengan masalah retensi atau penyimpanan dan juga mengenai masalah kelupaan suatu persoalan yang timbul ialah soal interpal yaitu : jarak waktu antara memasukkan dan menimbulkan kembali yang telah di pelajari. Menurut Bimo Walgito secara skematis di kemukakan sbb:
L--------------------------I-------------------------------R
ket :
L       =  act of learning
I        =  interval
R       =  remembering
Mengenai interval di bedakan antara lama interval dan isi interval
1.             Lama interval, yaitu berkaitan dengan lamanya waktu antara pemasukkan bahan (act of learning) sampai di timbulkan kembali (act of remembering) lama interval berkaitan dengan kekuatan retensi. Makin lama interval nya makin kurang kuat retensinya dengan kata lain retensinya menurun
2.             Isi interval, yaitu berkaitan dengan aktivitas-aktivitas yang mengisi interval. Aktivitas mengisi interval akan merusak memory traces. Sehingga individu mengalami kelupaan.

C.           FUNGSI MENIMBULKAN KEMBALI
Fungsi ketiga dari ingatan ialah menimbulkan kembali hal yang telah disimpan dalam ingatan, dalam menimbulkan kembali ingatan ditempuh dengan mengingat kembali (to recall), dan mengenal kembali (to recognize).
Dalam hal mengingat kembali, seseorang dapat mengingat tanpa di bantu adanya objek untuk dapat di ingat kembali, jadi dalam hal mengingat kembali orang tidak di bantu oleh objek, misalnya seorang lelaki mengingat  seorang wanita yang dijumpainya dipustaka, sekalipun si wanita tidak ada di hadapannya.
Dan pada mengenal kembali orang dapat menimbulkan apa yang diingat atau dipelajari dengan bantuan adanya objek, yang perlu diingat. Dalam mengenal kembali orang memerlukan objek. Misalnya si A kehilangan sepeda, kemudian si B menemukan sepeda tersebut, setelah si A melihat sepeda tadi, maka ia dapat mengenal kembali bahwa sepeda itu adalah miliknya. Oleh karena itu, sering di kemukakan bahwa mengenal kembali lebih mudah daripada mengingat kembali.  Penelitian yang dilakukan oleh schonfield dan Robesten juga Bahrick, bahwa mengenal kembali lebih baik dari pada mengingat kembali pada tingkatan umur. Ini berarti bahwa baik pada umur 20, 40 maupun 50 tahun, mengenal kembali lebih baik.

D.           SIFAT INGATAN
Ada beberapa sifat Ingatan dalam diri manusia, antara lain:
1.             Ingatan yang cepat dan mudah,
2.             Ingatan yang luas,
3.             Ingatan yang teguh
4.             Ingatan yang setia,
5.             Ingatan yang mengabdi atau patuh,

Dan ada lagi ingatan khusus, yang luar biasa, mengagumkan, contohnya:
1.             Dr. Ruckle, beliau dapat mengingat 60 angka berturut-turut yang didengarnya hanya sekali. Untuk menghafal 162 angka hanya diperlukan 5 menit.
2.             Mozart, dia mempunyai daya ingatan yang istimewa tentang musik, sekali sebuah lagu, ia langsung dapat menyanyikannya.
3.             Ternistocles, orang yang mampu mengingat nama-nama orang yang pernah di dengarnya.
4.             Cardinal mezzo fanti, dapat mengerti 66 bahasa. Ia mempunyai ingatan yang baik terhadap perkataan-perkataan yang pernah didengarnya
5.             Hellen keller, salah seorang yang mempunyai ingatan yang baik sekali dari apa yang pernah dirabanya
6.             Dan para ulama yang menghapal alqur’an dan beribu-ribu hadis.[2] 
E.                 CARA PENYELIDIKAN INGATAN
1.      Metode Mempelajari (The learning method)
Metode ini merupakan untuk menyelidiki kemampuan ingatan dengan cara melihat sampai sejauh mana waktu yang diperlukan oleh subjek, untuk dapat menguasai materi yang dipelajari dengan baik, missal dapat menimbulkan kembali materi tanpa kesalahan. Missal andi disuruh disuruh mempelajari suatu lagu dan ia harus bisa menyanyikan lagu tersebut tanpa ada kesalahan. Bila telah dipenuhi maka diukur waktu yang diperlukan hingga mencapai.
2.              Metode mempelajari kembali (the relearning method)
Metode ini merupakan metode yang berbentuk dimana subjek di suruh mempelajari kembali materi yang pernah di pelajari. Dalam “relearning” ternyata untuk mempelajari yang sama membutuhkan waktu yang relative singkat dari pada waktu yang di perlukan untuk mempelajarinya
Makin sering dipelajari materi tersebut, waktu yang di butuhkan semakin pendek. Ini berarti, pada “relearning” ada waktu yang dihemat atau disimpan. Karena itu disebut “saving method” misalnya : untuk mempelajari suatu sajak sampai hafal betul di butuhkan waktu 10 menit.
3.             Metode rekonstruksi
Metode ini merupakan metode yang berbentuk dimana subjek di suruh mengkonstruksi kembali sesuatu materi yang di berikan kepadanya.
4.             Metode mengenal kembali
Metode ini di gunakan dengan mengambil bentuk dengan cara pengenalan kembali. Subjek di suruh mempelajari sesuatu materi, kemudian di berikan materi untuk mengetahui sampai sejauh mana yang dapat diingat dengan bentuk pilihan benar salah, atau dengan pilihan ganda (multiple choise). Dalam bentuk pilihan ganda dari beberapa kemungkinan jawaban yang betul telah di sajikan di antara beberapa kemungkinan jawaban tersebut. 
5.             Metode mengingt kembali
Metode ini ialah mengambil bentuk subjek untuk mengingat kembali apa yang telah di pelajarinya. Misalnya, dengan menyuruh membuat karangan atau dengan cara mengisi. Ujian yang berbentuk esei, ataupun isian, merupakan bentuk metode mengingat kembali
6.             Metode asosiasi berpasangan
Metode ini ialah mengambil bentuk subjek untuk mempelajari materi secara berpasang-pasangan. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dalam mengingat, dalam evaluasi salah satu pasangan sebagai stimulus, dan subjek di suruh menyebutkan atau menimbulkan kembali pasangannya.


[1] Bimo walgito, pengantar psikologi umum hal:148
[2] Abu ahmadi, haji. “Psikologi umum”  2009: 74

Related Posts

0 komentar: