Islam sebagai Rahmatan lil-alamin
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Agama berasal dari kata sanskerta[1]
yaitu A artinya tidak sedangkan Gama artinya kacau. maka jika digabungkan kedua
kata tersebut menjadi kata “tidak kacau”. Atau dalam metodologi
studi islam Abuddin Nata (2009) yang beliau kutip pendapat Harun Nasution agama
ialah dasar kata A artinya tidak sedangkan Gama artinya pergi, jadi agama tidak
pergi tetap ditempat diwarisi secara turun temurun.
Sementara salam artinya keselamatan, taslim
artinya penyerahan, salam artinya memelihara, sullami artinya
titian dan silm artinya perdamaian. dan Dinul Islam mengandung
pengertian peraturan yang diwahyukan oleh Allah SWT kepada para rasul untuk
ditaati dalam rangka menciptakan keselamatan, kesejahteraan dan perdamaian bagi
umat manusia.[2]
Dalam alqur’an telah tergambarkan bagaimana
agama dinul islam terdapat dalam surah ali-imran ayat 19 dibawah ini
Yang
artinya Sesungguhnya addin (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.
Sebagai Agama Dakwah yang
menyerukan kepada jalan ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, islam telah
mengajarkan alqur’an sebagai pedoman
hidup dan ditambah dengan hadis rasululah.
Tujuan dakwah islam adalah
menjadikan masyarakat islam beriman kepada allah SWT jiwanya bersih diikuti
oleh perbuatannya yang sesuai dengan ucapan batinnya.[4]
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Islam
sebagai Agama Dakwah
Islam
sebagai agama dakwah ditandai dengan anjuran untuk umatnya yang memeluk agama
islam untuk berdakwah sebagai mana dalil dalam alqur’an surah ali-imran berikut
ini
`ä3tFø9ur
öNä3YÏiB
×p¨Bé&
tbqããôt
n<Î)
Îösø:$#
tbrããBù'tur
Å$rã÷èpRùQ$$Î/
tböqyg÷Ztur
Ç`tã
Ìs3YßJø9$#
4
y7Í´¯»s9'ré&ur
ãNèd
cqßsÎ=øÿßJø9$#
ÇÊÉÍÈ
Yang artinya dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah
orang-orang yang beruntung.
[217]
Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar
ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.
Bisa kita melihat ayat didalam
alqur’an ini, Allah sendiri yang menganjurkan kepada kita, bahwa semestinya ada
sekelompok orang yang berdakwah dan inilah menandakan islam sendiri sebagai Agama
dakwah. Agama yang menyerukan untuk berbuat ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar
untuk manusia menjalani kehidupan ini dengan aman dan sentosa.
Menurut A. Hasjmy (1974) Islam membina bukan
meruntuhkan, islam mengumpulkan, bukan memburai islam mengandung unsur kebaikan yang akan memberi kepada penduduk
bumi jalan kehidupan damai[5].
Dalam surat
albaqarah telah di jelaskan bahwa
!$¯RÎ)
y7»oYù=yör&
Èd,ysø9$$Î/
#Zϱo0
#\ÉtRur
(
wur
ã@t«ó¡è@
ô`tã
É=»ptõ¾r&
ÉOÅspgø:$#
ÇÊÊÒÈ
119. Sesungguhnya Kami telah mengutusmu
(Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang
penghuni-penghuni neraka.
Pada ayat ini
Allah swt. Menjelaskan bahwa rasulullah sebagai pesuruhnya sekaligus Rasul kita
untuk pembawa berita gembira yang artinya rasulullah untuk berdakwah.
Dakwah islam
merupakan ajakan untuk berpikir, berdebat dan berargumen, dan untuk menilai
suatu kasus yang muncul. Dakwah islam tidak dapat disikapi dengan keacuhan
kecuali oleh orang bodoh atau berhati dengki. hak berpikir merupakan sifat dan
milik semua manusia. Tak ada orang yang dapat meningkarinya.[6]
Dalam dialog
internasional tentang dakwah islam dan misi Kristen pada tahun 1976, ismail al-faruqi dari universitas temple
philadelpia, USA merumuskan sifat-sifat dasar dakwah sebagai berikut :
1.
Dakwah
bersifat persuasive, bukan koersif
2.
Dakwah
ditujukan kepada pemeluk islam dan non islam
3.
Dakwah
adalah anamnesis, yakni berupaya menembalikan fitrah manusia
4.
Dakwah
bukan prabawa psikotropik
5.
Dakwah
adalah rational intellection
6.
Dakwah
adalah rational necessary
B.
Hubungan
Islam sebagai agama Rahmatan lil’alamin
Misi islam sebagai agama rahmatanlil’alamin atau sebagai rahmat
untuk seluruh alam di kemukakan sebagai berikut :
Pertama,
islam sebagai agama rahmatan lil’alamin dari kata makna islam itu sendiri yakni
masuk kedalam perdamaian,[7] islam
agama yang damai bukan sebagai agama teroris seperti yang diungkapkan orang
barat karena mereka hanya menilai dari satu segi saja. Islam agama perdamaian
dua pokok ajarannya yaitu keesaan allah dan kesatuan perdamaiaan dan kesatuan
atau persaudaraan umat manusia, menjadi bukti yang nyata bahwa agama islam
selaras enar denan namanya.[8]
Kedua, islam sebagai
agama rahmatan lil’alamin dilihat dari perannya menanani problematika agama,
sosia, ekonomi, politik, hukum, pendidikan, kebudayaan, dan sebagainya[9].
Dan dari semenjak datangnya kedunia ini sejak 14 abad lalu islam hadir bukan
saja membawa ajaran tentang tauhid melainkan islam juga berhubungan erat dengan
social manusia dan alam semesta. Dibidang politik Yang dimana sebelum islam
hadir sistem yang dianut adalah system kerajaan yang dimana rajalah yang
menatur semua urusan masyarakat. Dan bahkan yang paling terkenal ada raja yang
menaku tuhan dimasa nabi musa yaitu fur’aun. Dibidang ekonomi islam mengatur
urusan perdagangansupaya tidak terjadi pengurangan takaran/timbangan, Menipu,
monopoli, kapitalisme, karean akibat system ekonomi yang demikian akan memwa
kesenjangan didalam masyarakat.
Ketiga, misi islam
sebagai agama rahmatan lil’alamin bidang sosial, islam mengajarkan sifat
kesetaraan antara manusia dengan manusia lain. Yang hanya membedakan manusia
disisi Allah ialah imannya seperti dalam alqur’an[10]
$pkr'¯»t
â¨$¨Z9$#
$¯RÎ)
/ä3»oYø)n=yz
`ÏiB
9x.s
4Ós\Ré&ur
öNä3»oYù=yèy_ur
$\/qãèä©
@ͬ!$t7s%ur
(#þqèùu$yètGÏ9
4
¨bÎ)
ö/ä3tBtò2r&
yYÏã
«!$#
öNä39s)ø?r&
4
¨bÎ)
©!$#
îLìÎ=tã
×Î7yz
ÇÊÌÈ
13.
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
Keempat,
dibidang Ekonomi islam juga menjadi rahmat, dalam islam bersendikan asas
keseimbangan, dan dalam islam sendiri mengajarkan berdagang dengan cara jujur.
(#qèù÷rr&ur
@øs3ø9$#
#sÎ)
÷Läêù=Ï.
(#qçRÎur
Ĩ$sÜó¡É)ø9$$Î/
ËLìÉ)tFó¡ßJø9$#
4
y7Ï9ºs
×öyz
ß`|¡ômr&ur
WxÍrù's?
ÇÌÎÈ
35.
dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca
yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.[11]
Kelima,dibidang
politik islam menyuruh pemerintah bersikap adil, bijaksana terhadap rakyatnya,
mendahulukan kepentingan rakyatnya. Dalam islam kepemimpinan adalah amanat.
Keenam,
dibidang hukum islam menyuruh seoran hakim berlaku adil dan bijaksana dalam
memutuskan perkara tanpa memadang perbedaan kepada yang sedang perkara[12]
Ketujuh,
praktik hubungan islam dengan non-islam telah terjadi semasa dengan rasulullah,
dimana masa rasulullah hubungan yang harmonis terjadi dengan nonislam dalam
masyarakat madinah.
[1]
Bahasa sanskerta dalam buku Filsafat Dakwah Ilmu Da’wah dan Penerapannya
karangan ki M. A. Machfoell (Jakarta, bulan bintan, 1975) hal.134 buku ini bisa
dilihat diperpustkaan IAIN ar-raniry.
[3]
Potongan ayat al-qur’an surah ali-imran ayat 19.
[4]
Syukri syamaun Dakwah Rasional (Banda Aceh, arraniry press, 2007) Hal.17
[5]
A. hasjmy Dustur Dakwah, (Jakarta, bulan bintang, 1974) Hal.35
[6]
Munzier suparta dan Harjani Hefni (Ed), Metode dakwah (Jakarta, Kencana. 2006)
Hal.31
[7] Abuddin Nata, metodologi studi islam, Edisi
revisi (Jakarta : Rajawali press. 2009) Hal.96
[8]
Ibid hal.98
[9]
Ibid Hal.100
[10]
Al-hujurat (49) : 13
[11] QS al-isra (17):35
[12]
Ibid Hal.108