Al-ghuraba’ (orang-orang yang asing)

Al-ghuraba’ (orang-orang yang asing)




            Siang hari ba’da juhur kumpullah sekelompok manusia diserambi masjid an-nabawi mereka berkumpul (liqa’) untuk mengkaji kajian islam. Seorang diantara mereka membahas pem bahasan yang akan dikaji pada pertemuan ini. Setelah panjang lebar bahasan yang disampaikan tibalah pada sebuah hadis nabi.
“Islam dimulai dalam keadaan asing dan akan kembali terasa asing (suatu saat nanti) jadi, beruntunglah orang yang di anggap asing (ghuraba)”[1]
            Setelah selesai membacakan hadis nabi itu muhammad al-fatih seorang yang ikut kajian itu bertanya kepada yang memberikan tausiah.
            “ akhi maksud ghuraba itu apa ya?” tanya fatih
“Ghuraba adalah orang-orang yang asing”
            Asing bagaimanakah ghuraba itu ?” tanya fatih lagi.
Asing disini jarang adanya,  Termasuk disini orang yang melaksaanakan sunnah dan menjauhi bid’ah. Sebagai contoh supaya semua tidak ngambang, menyebarkan salam adalah sunnah nabi yang sudah mulai hilang dan apabila ada yang menyebarkan salam maka terasa asing. Orang yang bercelana gantung atau perempuan yang menutup aurat seluruhnya maka terasa orang yang ketinggalan zaman, karena sekarang jika tidak membuka aurat bukan gaya zaman sekarang.
             akhi saya pernah mendengar sorang dicemoohkan karena dia berjenggot dikatakan seperti kambing kalau berjenggot, apakah dia termasuk ghuraba ya akhi? Tanya abd ar-razaq salah seorang diantara mereka.
Ya dialah termasuk golonga ghuraba. Jawab yang menyampaikan tausiyah
            akhi saya pernah diejek karena tidak pacaran, saya dibilang gak laku akhi. Bagaimana itu akhi? Apakah tidak pacaran termasuk bagian ghurba? Tanya M.kamil Husain
            Inilah  penomema yang sedang terjadi skarang yang sedang kita hadapi sebagai manusia lajang maksudnya yang belum nikah dihadapkan dengan penomena pacaran, katanya kalau sduah punya pacar sudah laku ya kan. Zaman sekarang  Kacaunya sahabat-sahabat  kita ada yang menganggap pacaran merupakan bukan hal yang dilarang oleh agama, sebagian memang ada yang tau itu haram hukumnya tapi tetap saja melakukan, sebagian memang tidak tau sama sekali ya makanya dia lakukan.
            Bagaimana orang yang pacaran yang sudah tau hukumnya itu akhi? Tanya zuhdi zahrullah
Dua kali lipat dosa yang dia dapat dari pada yang tidak tau”
            Waduh, gawat” kata al-fatih
            Gawat kenapa akhi?’ M. Kamil husain
            Gawatlah seandainya saja yang tidak tau hukum masuk neraka sehari saja, otomatis yang tau hukum dua hari dong.” Jawab al-fatih
Kan liat dulu apakah dia bertobat atau nggak.” Jawab fawaid an-nubuwah (pemateri)
            Oh,,, gitu ya akhi” seru mereka serentak
Ya iya, allah kan maha pengampun. Dengan catatan kita tidak mengulang lagi alias taubatan nasuha, lebih bagus nikahkan dari pada pacaran, hasrat nafsu kita di salurkan kepada yang halal, kalau pacaran sudah dilarang agama, apabila terjadi jina kan sudah berabe, berapa dosa yang harus kita tanggug itu, dosa pacaran, dosa jina.
            Pantas islam melarang pacaran ya akhi, karena umatnya akan berbuat zina. Kata zulkarnain al-azazi
            Begitulah ternyata cara islam menjaga umat ini, tapi kita sendiri belum memahami. kata fatih
            Ya, beginilah cara allah dan islam menjaga kita supaya umat ini selalu terjaga dari kekejian, tidak berbuat maksiat karena dapat menghancurkan manusia itu sendiri. Baiklah hanya sampai disini pembahasan kita sampai ketemu ketmu di liqa’ kedepan semoga kita diberi umur yang panjang dan dapat menegakkan islam dengan baik dan tidak meninggalkan shalat. Seperti biasa diperjumpaan terakhir marilah sama-sama membaca doa kafaratul majlis.
            Barakallahu liwalakum filkuranil ajim wana .....
            setelah selesai membaca doa maka mereka pun bubar liqa kali ini, dijalan karena fatih dan fawaid satu arah merekapun pulang bersamaan, berhubung mereka memang teman dekat dari semenjak kecil hingga mereka besar. Dijalan mereka berbincang-bincang tentang apa saja sehingga sampai pada titik yang membuat fawaid terdiam.
            Akhi, aku ada kenalan sorang perempuan dia cantik, berjilbab tapi memang ia kadang pakai celana, bagaimana itu akhi, kasihlah pendapatmu kepada aku biar aku tidak terjebak hawa nafsu.? Fatih         
            Sejenak dia terdiam bukan karena terkejut atau membenci tapi heran aja ternyata kawannya ini sudah mulai menanam cinta kepada seorang wanita.
            Kenapa engkau terdiam kawan? ada apa kawan, apakah aku  tidak boleh berkenalan dengan wanita yang belum ku kenal? Fatih menanykan
            Maaf akhi tidak sengaja, bukan maksud ku nggak mau menjawab pertanyaanmu, tadi katamu engkau lagi ada kenalan sama seorang wanita, apakah engkau menyukainya saudaraku? Fawaid menanyakan
            Itulah yang aku ragukan, sepertinya aku memang sedang menyukai dia, dan sepertinya dia juga menyukaiku menurut pirasatku.
            Alhamdulillah engkau normal saudaraku, engkau memang sedang terkena panah asmara istillah orang, tidak apa-apa asalkan engaku pandai-pandai menjaga diri supaya tidaak terjerumus kedalam zina, ingat zina itu bermacam-macam. Zina mata karean melihat yang bukan-bukan terlalu dalam melihat juga termasuk zina. Kemudian zina hati, yaitu mengangankan untuk memiliki sidia, berangan-angan terlalu jauh, kemudian zina tangan, zina tangan disini dengan menyentuh, meraba. Ingat kita tidak boleh menyentuh yang bukan muhrim kita, rasulullah saja rela memegang bara api asalkan jangan memegang yang bukan muhrimnya. Aku senang terhadapmu saudaraku, alhamdulillah engkau setau aku belum pernah berbuat maksiat, jagalah dirimu saudaraku dan keluargamu dari api neraka, ingat ini pesan ilahi, setelah berkenalan bagaimana perasaanmu terhadapnya saudaraku?
            Sepertinya aku ingin menemuinya kembali. Jawab fatih singkat
Jangan lupa istighfar saudaraku, setan telah menari didepan matamu, sehingga engkau mengangankan seperti itu,
            Baiklah akhi aku akan berusaha menjaga hati ini supaya tidak terjerumus.
Sering-seringlah istighfar akhi, supaya syaithan menjauh darimu. Fawaid mengingatkan alfatih
            Insyaallah akhi, mohon doanya.
            Tanpa terasa fawaid telah sampai kerumahnya.
Akhi aku dulun ya, assalamu’alaikum.
            Walaikum salam, jawab fatih
            Sampai disini kebersamaan mereka. Fawaid menuju rumahya al-fatih menuju rumahnya sendiri.
            Begitulah kebrsamaan yang mereka jalani disaat bersama ukhuwah dan didalam wadah dakwah



[1] HR muslim no 145/ Nashir bin Abd alkaarim al’aqql memelihara akidah Jakarta: cendekia sentara muslim, 2007 hal.55
“UMI,  MAAFKAN KESALAHAN AKU”

“UMI, MAAFKAN KESALAHAN AKU”



Nama ku Fazlur rahman dipanggil faza, Semenjak aku menginjakkan kaki di SMA, kumulai menemukan dunia baru yang belum aku temukan saat masih di SMP. Aku merasa telah dewasa. Dikelas tiga ini Ku telah merasakan tertarik kepada seorang wanita dan berkenalan dengan dia. Dia begitu sempurna dimataku, selain dia orangnya cantik, dia cerdas, bahkan gak kalah dari cinta laura. Namanya Gita,tapi bukan Gita Gutawa or Gita sinaga lo yang artis itu.
     Semenjak dari kenaikan kelas, dia pindahan dari luar kota, dari  hari pertama itu aku dan dia dekat dn semakin hari semakin dekat pertemanan kami, bahkan lebih dekat dari sekedar teman. Sebulan kemudian akhirnya kami jadian. setelah jadian dari pertama itu, Kami semakin sering smsan, telponan, tapi itu kulakukan secara sembunyi-sembunyi karena takut dimarah oleh Umi, Umi paling gak suka kalau aku pacaran saat sekolah, tah kenapa Umi gak membolehkan aku pacaran. Inilah pertanyaan yang belum terjawab olehku sampai sekarang. katanya sih setelah nikah dulu baru boleh pacaran.
     Waktu telah berlalu sebentar lagi hanya sekitar tiga bulan kedepan sekolah akan UN (ujian nasional), umi belum tau sampai saat ini aku telah pacaran 6 bulan lebih, umi sering sih berikan nasehat kepadaku. “jangan pacaran dulu ya nak, nanti setelah nikah baru pacaran”. Begitulah nasehat umi, aku sih angguk-angguk kepala aja. Takut umi kecewa dan marah.
     Nah, tadi malam setelah salat Isya kami ngumpul, aku, mbak Oza pembantu kami, umi, dan adik ku yang masih kelasa satu SMP yang tidur dipangkuan umi. hanya kami berempat dirumah karena abi lagi diluar kota untuk dakwah. Setelah bercerita panjang lebar barulah umi mengelurkan pertanyaan yang bagiku dahsyat banget, Malam ini aku memang terkejut dengan pertanyaan umi itu. Beginilah pertanyaannya
“nak kamu belum pacarankan sayang?” tanya umi, seketika itu jantungku berdetak kencang, mulutku gak sanggup mengcap kata. Tambah ketakutan ku kepada umi, karena dia belum mengijinkan aku untuk pacaran.
“kenapa umi tanyak begitu?” Tanyaku
“umi hanya mastiin aja, apa benar kamu belum pacaran. Ntah perasaan umi atau memang kenyataan Setelah umi perhatikan faza umi merasa heran mengapa akhir-akhir ini faza udah sering keluar malam. Apalagi dari enam bulan kebelakang, faza tidak seperti biasa, faza gak pernah lagi cerita sama umi yang waktu saat kelas satu dan dua kemarin sering faza lakukan, tapi semenjak kelas tiga ini faza semakin jauh dari umi dan kedekatan kita semakin renggang dan semenjak kelas tiga ini faza kadang telat pulang sekolah, apalagi faza lebih banyak ke HP sekarang, dan dari beberapa bulan terakhir, sejak masuk kelas tiga SMA pertamapun faza sering melamun, tersenyum sendiri dan semakin sering nelpon smsan, ada apa nak dengan dirimu? apa jangan-jangan kamu udah pacaran dari pertama masuk SMA?”
“Nggak umi, belum kok umi. Faza belum pacaran.” Jawabku meyakinkan umi. “Umi yakin sama kamu nak, faza jangan pacaran dulu ya sayang, umi belum ijinin, tunggu nikah dulu baru pacaranya ya sayang, umi aja dulu gak pacaran sama abi kamu.”
“Ia umi”, jawab ku nurut.
Semenjak dari ngumpul tadi Malam hatiku memang tambah takut karena telah berbohong sama umi, padahal aku telah diam-diam pacaran.
Pagi ini aku buru-buru kesekolah aku belum sempat membersihkan kamar dan tempat tidurku, ku pesan sama umi untuk membereskan kamarku, umi pun bilang katnya sih umi juga pengen bersihin kamarku, karena telah lama nggak membersihkan kamarku semenjak aku udah SMA. Tapi hari inilah terakhir ku menyimpah rahasiaku, memang betul kata orang sepandai apapun kita menyimpan bangkai baunya tercium juga. ntah karena memang takdir atau memang nasib, hal yang kututupi selama ini akhirnya ketahuan juga. Akhirnya aku ketahuan pacaran sama umi. Melalui hp ku yang tinggal, umi mengetahui aku melalui pesan sayang dari gita, karena memang dia selalu memanggilku dengan sebutan sayang. Umi saat itu menangis tersedu-sedu sampai didengar oleh mbak oza pembantu kami. Dan saat itu pula gita menelpon hpku dan diangkat oleh umi,
“assalamu’alaikum sayang” suara gita menyapa umi
dengan tenang umi menjawab “walikum salam nak” seketika gita agak terkejut’ dan bertanya
“tante, fazlur rahman ada?” tanya gita
“dia udah keluar tadi pagi nak cepat-cepat katanya dia takut terlambat kesekolah.” Jawab umi
“O gitu ya tante, terimakasih ya tante, ku pikir fazlur rahmannya tadi ini.”
“Dia sudah keluar tadi pagi, o y nak, nama anak ini siapa?
“Gita, tante.”
“Memang ada hubungan apa dengan fazlur rahman nak?” Tanya umi
“Saya pacarnya tante. ya udah ya tante. wasslamu’alaikum”
Wa’alaikum salam” jawab umi. Pantas selama ini tingkahnya berbeda. Gak seperti waktu kelas satu dan dua. Kata umi
Setelah aku pulang dari sekolah ku dapati kamarku masih seperti yang pagi tadi. Ternyata umi belum sempat membereskan kamarku. Pikirku. Dan saat aku keluar dari kamarku kulihat umi sedang duduk di ruang keluarga sambil nonton. Kuperhatikan mata umi memerah habis nangis.
“ Umi kenapa nangis? Ada apa umi? Tanya ku. Nggak ada apa-apa nak.” Jawab umi kemudian umi langsung keluar dan masuk kamar.
Malam hari setelah shalat maghrib, aku kedapur menemui mbak oza karena mbak oza sedang ada di dapur. Didapur aku duduk berdua denga mbak oza pembantu kami, aku bertanya kepada mbak oza tentang apa yang terjadi pada umi sampai bisa di nangis.
Mbak, dari tadi sampai Malam ini aku merasa aneh mbak, semenjak aku pulang dari sekolah tadi siang umi gak seperti biasanya ada apa dengan umi mbak?. Apa umi marah sama aku mbak?
 “Dek faza, mbak gak berani berkata kalau ibuk sedang marah atau tidak, karena dari tadi saya lihat ibuk seperti hari-hari biasa saja.”. Jawab pembantunya
Enggak mbak, aku merasa umi lain mbak, aku jadi sedih ni mbak, karena ada hal yang tak terjawab oleh ku. Ku merenungi apakah kesalahan yang kulakukan hari ini sehingga umi begitu marah dan sebal kepadaku, dia tidak seperti biasanya. Dia diam, raut wajahnya sepertinya sedih, dan gak seperti kemarin saat bicara pun sepertinya umi gak mendengarkan aku.
Emang faza cerita apa saja membuat ibuk nggak seperti biasa? Tanya mbak pembantunya.
Gak ada hal lain. Selain aku tanya kenapa umi.” Jawabku
Tadi pagi memang ku dengar ibuk nangis dikamar adek, gak tau apa dan kenapa ibuk nangis. Dan mbak dengar sekilas ibuk berkata Pantas selama ini tingkahnya berbeda.” Jawab mbak oza
Yang betul mbak? Apa jangan-jangan umi udah tau!
Tau kenapa dek? Tanya mbak oza
“Sebenarnya aku udah lama pacaran mbak, memang aku takut cerita sama umi mbak karena aku takut umi marah dan gak kasih ijin.”
“Jadi adek udah punya pa...car” kata mbak oza
Dan ternyata tanpa ku sadari sedari tadi ternyata umi udah mendengar cerita kami dari tadi kemudian umi menangis. sambil duduk di meja makan, Aku menghampiri umi dan meminta maaf atas perbuatan yang selama ini kututupi.
“Umi aku minta maaf umi”
Kemudian umi berkata “Nak, mengapa selama ini umi larang faza pacaran, pertama  kasih sayang faza telah terbagi dan faza lebih mengutamakan teman perempuan faza dari pada umi dan abimu, umi cemburu dan merasa ternyata setelah besar dia sudah nggak sayang sama uminya. Kedua semakin dekatnya faza dengan sidia teman perempuan faza, faza  telah lupa ibadah, kadang shalat pernah tinggal yang dulu sebelum pacaran selalu pergi kemasjid untuk jamaah. ketiga semenjak faza pacaran faza telah berbohong kepada umi yang hal itu umi tidak ajarkan dan yang islam sendiri melarang berbohong. Keempat karena kebohonganmu engkau telah menyakiti hati umimu ini.”
Semenjak saat mendengarkan kata-kata umi ini aku langsung menitikkan air mata ternyata aku telah berbuat durhaka kepada umi.
“umi, aku minta maaf selama ini telah berbohong sama umi’ aku minta maaf umi, aku sayang sama umi mlebihi kasih sayang ku dari pada yang lain” faza minta maaf sambil berlutut
Nak, bertobatlah. Bukan umi tidak ijinkanmu pacaran tapi karena islam sendiri yang melarang untuk supaya jangan pacaran.
Umi aku minta maaf umi, maafin aku umi. Baiklah besok aku akan mengakhiri hubunganku dengan gita umi.
Umi memaafkan kehilapanmu nak. Sudahlah umi sudah maafin kamu. Setelah itu umi beranjak meninggalkan aku dan pergi kekamarnya. Aku merasa lega ternyata selama ini begitu besar kasih sayang umi kepadaku. Dia melarang aku pacaran karena memang aku telah melupakan kewajiban ku berbakti padanya. Umi cemburu, tapi wajarlah dia cemburu kareena aku anaknya. Lebih-lebih karena aku membagi waktuku lebih banyak selain kepadanya. Kini kuharus mencari jalan untuk mengkhiri pacaran ini supaya kubaktikan diriku kepada umi dan abi, aku telah berbuat dosa, Aku telah menitikkan air mata suci umiku yang sayang. Umi maafkan kesalahan anakmu ini ya. Gumamku dalam hati. Saat ini aku akan baktikan cinta dan kasih sayang ku padamu umi, sungguh besar jasamu umi. Tanggal 22 desember nanti aku akan berikan hadiah terindah untukmu umi.
Kini tibalah tanggal 22 desember, faza kemudian memberikan kado kepada uminya.
“Umi, faza minta maaf ya karena telah banyak salah terutama telah berbohong karena pacaran yang sangat dilarang oleh islam ya umi.”
“Ia anak ku, umi sudah maafkan kamu.”
“Umi, faza sayang sama Umi. Selamat hari ibu ya umi.” Sambil mencium tangan uminya.
“Terimakasih ya sayang” balas uminya
Semenjak dari hari ibu ini saat itu pula faza memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan gita, dia sadar bahwa pacaran memang belum saatnya, karena dia telah menyakiti hati uminya. Dan menyadari nasehat uminya itu.
“Aku merindukan mu ibu"

“Aku merindukan mu ibu"




            Setelah aku merantau  tiga bulan meninggalkan rumah untuk kuliah. Ternyata aku sangat merindukan keluarga terutama emakku sendiri. Tidak tau ntah mengapa hal ini menimpa ku, padahal saat masih dikampung, kadang aku sebal sikap emak yang menurut aku masa itu berlebihan atau lebaylah istillahnya. Kalau sebulan aku diluar rumah tidak apa-apa, Tidak ada rasa rindu yang begitu dalam didalam hatiku. Tapi kali ini memang sungguh rindu itu tertancap didalam qalbuku, padahal waktu masih dirumah aku tidak pernah mengalami hal yang seperti ini. Aku tidak pernah merasa sedih, rindu, kangen kepada keluarga dan emak ku sendiri.
Beginilah aku saat masih dirumah, apabila sudah subuh emak selalu membangunkan aku untuk shalat subuh, bila tidak bangun maka emak pun menggedor pintu kamarku. Sampai-sampai bila sedang asik mimpi, bisa terganggu karena dibangunkan emak.  Kadang  memang aku gak mau bangun karena keasikan tidur karena mimpi indah.
Saat masih dirumah, apabila aku mau berangkat kesekolah pagi hari. Emak selalu menyuruh ku untuk sarapan pagi. “Nak makan dulu baru berangkat, nanti sakit perut kalau gak makan.” Beginilah kata-kata yang setiap pagi kudengar dari mulut emak kutersayang. Kadang makan juga kadang malah tanpa kudengarkan langsung berangkat.
Disaat siang, apabila aku sepulang dari sekolah, tidak pernah dalam seharipun emak tidak menyiapkan makan siang untukku. Selalu disiapkan untukku, karena emak takut aku kelaparan sepulang dari sekolah.
Dan apa bila sudah sore jam tujuh belas. Emak selalu mengingatkan aku untuk mandi. Emak gak peduli Walaupaun aku sudah sekolah SMA yang secara psikologis sudah remaja emak tetap saja mengingatkan aku sebagaimana biasa dari kebiasaan emak menggingatkan kadang terlintas dipikiran aku juga sih ada perasaan malu. Karena kawan-kawan aja gak sebegitunya emaknya mengingatkan anaknya. Tapi begitulah inilah emakku. Dia sungguh sayang samaku, sungguh memperhatikan aku, gak peduli dia alau aku udah besar.
Dan apabila udah maghrib, emak mengingatkan aku untuk shalat, ngaji, aku gak diperbolehkan melakukan aktifitas apapun sebelum aku melaksanakan yang dua tadi ngaji dan shalat. Kadang bila udah datang rasa malas ku yang besar untuk menghindari kewajiban ngaji aku milih shalat dimasjid untuk jamaah dan pulang setelah shalat isya hasilnya ya gak ngaji juga sih.
Nah selain yang kewajiban diatas, inilah kebiasaan yang satu yang gak boleh lepas dari ku yaitu BELAJAR. Kadang aku merasa malas juga sih harus belajar setiap malam. Kadang aku protes kenapa harus belajar terus setiap malam. Dijawab emak “malam minggukan emak, nggak suruh kamu belajar nak”. Begitulah selalu jawaban emak bila aku ada protes. Bener sih memang, kalau malam minggu aku libur belajar. Tapi tetap aja, yang namanya lagi masa sekolah malas kadang jadi nomor satu, walaupun gak semua orang malas sih.
Dan lagi-lagi beginilah rupanya, hal yang gak pernah aku lakukan yaitu gak boleh keluar malam. Memang gak dikurung dirumah juga. Kalau ada psta atau acara dikasih juga. Tapi yang namanya anak muda pengen bebas. Meski kadang  ku meminta sama emak keluar malam kalau gak ada pesta atau acara resmi tetap gak dikasih. Ntah kenapa emak nggak ngijinin aku keluar malam. Katanya hanya gak boleh aja. Kadang aku marah sebel, pengen sesekali keluar malam dan begadang seperti kawan-kawan ku yang lain yang dalam seminggu tiga kali keluar malam bahkan ada yang setiap malam keluar. Pernah ku lontarkan pertanyaan Kenapa sih emak gak pernah ijinin aku keluar malam? Tanya ku. Jawab emak. “Kalau ada acara kan emak kasih, kalau ada pesta kan emak kasih. Kalau ada pasar malam kan emak gak larang”. Beginilah jawaban emak. Huh desah ku, kadang bercampur palak, benci. Tapi tetap aja pendirian emak seperti ini.
Dan ini lagi hal yang gak dilewatkan emak hampir setiap malam, emak selalu mengingatkan aku “nak tidur jangan lewat dari jam sembilan atau sepuluh malam ya. Kalau habis belajar tidur. Kalau nonton sejam saja itupun kalau sudah siap belajar. Jangan nonton teve lewat jam sepuluh malam, gak baik bagi dirimu”. Ia mak, jawabku. Pernah juga sih gak ku pedulikan sampai-sampai emak marah dan mematikan langsung teve dikamar ku. Dan menyuruh aku tidur. Wah emak, asik tadi film nya. Protesku. Asik apaan, cepat tidur sana, nanti kamu susah bangunnya waktu subuh. Beginilah jawab emak. Yah terpaksa tidur walau dalam hati ada perasaan gak senang.
Suatu hari aku pernah kedapatan nelpon sama teman SMAku yang kebetulan itu cewek, kuakui memangsih kami lagi dekat. Setelah selesai nelpon emak nanya aku,
“ nak telponan sama siapa tadi?” Tanya emak. “Sama kawan mak, kenapa rupanya mak?” Tanya ku. “Emak dengar suaranya seperti perempuan?” Tanya emak lagi. “Ia mak memang ia perempuan mak.” Jawabku, kulihat wajah emak sedih. Emak paling gak suka kalau kau terlalu dekat sama cewek, gak tau entah kenapa, aku dilarangnya pacaran.
Dan disaat aku mau berangkat kekota aja, emak gak lupa nasehatnya untukku, jangan lupa shalat, ngaji, jangan tidur lewat jam sepuluh, jangan lupa makan pagi, yang rajin belajar, jangan lupa doakan emak ya nak. Terus jangan dulu pacaran. Inilah yang terakhir ku dengar ditelingaku ini sebelum aku pergi kekota unttuk kuliah. Ia mak, jawabku. Ada perasaan senang, tapi sedih ku lebih banyak. Senang karena gak ada yang ngatur kayak di rumah karena saat kuliah aku akan ngontrak rumah tinggal sendiri, terus bisa keluar malam, gak belajar, gak ngaji, palingan kalau lagi mood mungkin ngaji juga. Dan merubah kebiasaan yang ku anggap buruk saat masih dirumah.
Nah memang benar sejak keberangkatan aku kekota kujalankan kebiasaan baru ku yang telah aku rencanakan, kumulai keluar malam, ngaji seminggu sekali, Tidur udah mulai jam satu. Tapi, alhamdulillah shalat gak tinggal jua walaupun gak tepat waktu. Pernah dalam seminggu pertama dirumah kontrakan kucoba hal yang paling buruk yang gak pernah aku  lakukan, aku gak lagi mandi jam 5 sore tapi malam. Sampek suatu malam aku merasa gak enak badanku karena dalam seminggu pertama mandi malam, akhirnya kumulai lagi mandi sore seperti biasa. Hal buruk lain lagi aku pernah bangun telat sampek jam 7 pagi. betapa kagetnya aku, Yang seharusnya gak kulakukan ternyata kulakukan.
Setelah berjalan 3 bulan dikontrakan aku mulai sadar betapa bahagianya saat aku saat  masih dirumah dulu. Aku merenungi betapa sayangnya emak kepadaku. Dulu emak menyuruh ku ini itu ternyata demi kebaikanku. Yang apa dilarang juga demi kebaikan ku sendiri. Ternyata setelah kupikir-pikir dan saat aku ikut liqa’ ku menemukan apa arti cinta terhadap ibu dan bapak. Selama ini aku sering sebal karen emak selalu menyuruh aku shalat subuh, ternyata memang kewajiban ku sebagi muslim harus shalat lima waktu sehari semalam. Emak takut aku nanti menuntut karena kewajibannya sebagai orang tua ku mendidik aku.
Setelah ba’da subuh ku termenung, kumerenungi saat masih dirumah emak selalu membangunkan aku pikirku. Apabila aku mau makan pagi sudah disiapkan emak tapi kini aku telah melaksanakan semua. Subuh bangun sendiri, kalau gak bikin alarm maka kadang aku telat. Kalau mencuci baju emak biasanya mencucikan bajuku, tapi kini aku yang harus melakukan.
Sepulang ku dari kampus, makan belum tersedia. Biasanya Makan siang sudah tersedia jika saat dirumah. tapi kini aku harus masak dulu baru makan, kalau saat dirumah dulu, kadang makan bersama-sama emak tapi kini aku hanya sendiri. Ku merindukan emak.

Disaat sore aku terrmenung, ku teringat biasanya emak menyuruh aku mandi, tapi kini aku gak ada yang ingatin lagi mandi sore. Kecuali aku sendiri yang berpikir dan menjalankan sendiri tanpa harus disuruh emak lagi  Karena aku telah jauh dari mereka.
Dan saat ba’da maghrib aku terpikir biasanya emak mengingatkan aku untuk shalat dan ngaji. Kini aku yang harus berpikir dan melakukan sendiri tanpa harus dibawah kontrol emak. Ku menitikkan air mata sedih dan rindu.
Setelah shalat isya, aku termenung kembali Kumerindukan emak. Karena biasanya ia mengingatkan ku untuk belajar, kini aku hanya tak ada yang mengingatkan lagi.
Dan sebelum tidur aku merenung kembali. Kuteringat Biasanya emak menyuruh aku untuk tidur cepat. Tapi kini tidak lagi seperti itu. Aku biasanya dilarang keluar malam, tapi kini aku telah sering melakukannya. Akhirnya akupun menangis menyesal karena dulu kubegitu sepele akan semua yang emak anjurkan padaku. Emak menyuruh ku ini dan itu, ternyata semuanya demi kebaikan bagiku.
Tibalah saatnya habis final semester pertama, ku pulang kampung dan langsung memeluk emak sesampai ku didepan rumah dan aku minta  maaf pada emak.